Pages

Jumat, 04 September 2015

KEMARIN DAN ESOK ADALAH HARI INI

Rabu, 20 Mei 2015

DERITADAN BAHAGIA SAMA SAJA

DERITA DAN BAHAGIA SAMA SAJA

            Tak ada satu manusiapun yang hidup di dunia ini tanpa rintangan, untuk menjadi manusia yang lebih baik tentu Alloh akan menguji setiap hambanya untuk mengetahui seberapa besar kadar keimanan terhadapnya. Ketika ujian datang silih berganti, manusiapun selalu mengeluh seakan akan tiada habisnya penderitaan, padahal permasalahan yang kemarin belum juga selesai ternyata ujian pun sudah datang menanti.
            Hidup ini ibarat roda yang selalu berputar kadang di bawah kadang juga di atas, kadang susah kadang juga senang, semuanya datang silih berganti. Di mata manusia kebanyakan, kesusahan itu di artikan terhadap materi keduniawian dan kebahagiaan  di artikan jika hidup dalam bergelimangan harta padahal itu bukanlah patokan. Derita dan bahagia di dunia ini adalah fana yang semuanya sama sama akan berlalu tak ada satupun yang kekal di dunia ini. Kebahagiaan itu bukanlah di nilai dari hartanya dan derita juga bukan dinilai dari miskinya harta, bahagia di dunia belum tentu bahagia di akhirat dan sengsara di dunia jga belum tentu sengsara di akhirat.

“Sesungguhnya Alloh lebih mencintai hambanya yang tetap tawakal dan sabar jika di uji dengan kesusahan”

            Di dunia ini kita cenderung memilih kesenangan bukan penderitaan, tapi apalah daya semuanya sudah ada yang mengatur. Ujian  yang di berikan kepada kita bukan berarti Alloh tidak suka pada kita tapi semata mata untuk melatih kesabaran dan selalu bersyukur atas apa yang di miliki. Sedangkan kesenangan di dunia tanpa di sadari bisa menjadikan kita lalai karena rasa yang ingin selalu memiliki sehingga lupa akan tujuan hidup kita sesungguhnya. Bukankah Alloh menciptakan jin dan manusia dan semua makhluk hidup yang ada di dunia ini hanya untuk menyembahnya. Derita dan bahagia tidaklah ada bedanya jika kita menyadari bahwa dunia ini hanyalah fatamorgana dan semua yang kita miliki hanyalah titipan yang semuanya sama sama akan musnah.


            Hidup di dunia ini bagai sebuah mimpi yang nantinya akan terbangun juga untuk di kehidupan yang selanjutnya. Bagi seorang muslim hidup itu hanya di antara adzan dan sholat, tetapi Alloh tidaklah menciptakan manusia dengan sia sia dengan kesempurnaan yang di miliki manusia dan tidak di miliki oleh makhluk lain. Maka dari itu janganlah menjadi orang yang hidup namun tiada umur. Setelah kita sadar bahwa usia yang pendek ternyata dapat di perpanjang dengan jasa sebagai pusaka yang akan di tinggalkan nanati.                    
                                          
                Latahzan’’ hidup di dunia ini tidaklah lama, susah dan senang sama saja tak ada yang abadi, kita hanya menunggu hari ini dan esok, mari kita renungkan apa tujuan kita hidup di dunia, persiapkan diri kita untuk hidup di kehidupan yang sesungguhnya….,!


PUISIKU

MUNAFIK

Kamu bilang cinta sama Alloh

Tapi kenapa kamu masih takut miskin

Kamu bilang cinta sama Alloh

Tapi kenapa kamu masih takut sakit

Kamu bilang cinta sama Alloh

Tapi kenapa kamu tak mau menemui-Nya

Kamu bilang cinta sama Alloh

Tapi kenapa kamu malah menjauh dari-Nya

Kamu bilang cinta sama Alloh

Tapi kenapa kamu tak mau berjuang untuk-Nya
                                                     …………………………………

Dalam Renunganku


DUNIAKU ADALAH PENYESALANKU


Kutinggalkan semua duniaku dan     

kulangkahkan kaki menuju jalan-Mu                    

            Mencoba melupakan semua  hal yang menjadikan aku  lupa akan nikmat-Mu
Kumengharap akan ampunan-Mu                    
                     
         Mungkinkah Engkau masih mau  menerima  tobatku, karena  usia tak ada yang tau hingga saatnya malaikat maut menjemputku     

            Aku pun tak tau Engkau menjemputku karena penyakitku atau karna dosaku. 
Sungguh ku berharap akan ketetapan iman islamku dalam agama-Mu di saat ajal menjemputku           

            Hanyalalah syafa’at dari  Nabiku yang  selalu  membuatku rindu akan akhiratku.
 Ku mencoba untuk selalu mengingat sholawat akan bentuk rasa cintaku dan akan selalu ku lafalkan  asma Tuhanku dalam  kalbuku sebagai penerang dalam jiwaku

            Hidupku adalah duniaku dan duniaku  adalah  penyesalanku dan sesungguhnya akhiratlah tujuan hidupku                                              

            Sungguh bahagia orang  orang yang telah wafat atas  keridhoan-Mu

Bukankah jika seseorang cinta terhadap sesuatu ia akan berjuang untuk mendapatkanya bahkan ia pun rela berkorban apapun demi dirinya

            Sesungguhnya jika engkau benar benar cinta kepada Alloh maka cintamu akan bisa menembus segala rintangan yang menghalangi hingga engkau akan merasakan kenikmatan dalam berdzikir yang tiada tara dan seakan  akan engkau sedang  bertemu denganya….   

           
                                                            “Mari Kita Renungkan”

Senin, 16 Maret 2015

KEMARIN DAN ESOK ADALAH HARI INI



KEMARIN DAN ESOK ADALAH HARI INI


            Seperti kata pepatah lebih baik telur sekarang dari pada ayam besok, ini adalah sebuah gambaran bahwa hidup kita hanyalah untuk hari ini saat dimana kita masih menghembuskan nafas bukanlah kemarin ataupun esok. suatu masa yang telah kita lewati entah susah atau senang baik maupun buruk itu adalah masa yang tak akan pernah kembali dan tak perlu di sesali, biarlah hari kemaren kita jadikan sebagai sebuah pelajaran untuk kita hidup di hari ini.                       
            Begitu juga dengan rejeki, semua yang kita punya harta pangkat derajat ataupun kemewahan yang lainya, itu semua hanyalah sebuah titipan. Rejeki kita hanyalah apa yang kita makan pada hari ini dan saat ini. Andaipun kita mempunyai rejeki yang banyak untuk bekal makan di hari esok itupun belum tentu rejeki kita, karena bisa jadi nanti atau esok Alloh akan memberikanya pada orang lain atau mungkin hidup kita yang tak sampai besok. Hari esok hanyalah sebuah impian yang menjadi harapan yang belum tentu kita temui karena sesungguhnya hari ini itulah hidup kita. Mari kita jadikan hari kemarin sebagai sebuah pengalaman untuk kita belajar hidup di hari ini dan hari esok mari jadikan sebagai sebuah motifasi dan orentasi, juga untuk kita hidup di hari ini.
         Jika kita melihat dan belajar dari alam misalkan air yang mengalir di sungai pada saat ini sekilas tidaklah berbeda dengan air yang mengalir pada hari kemarin, padahal air yang mengalir pada hari kemarin kita tidaklah tau sudah sampai di mana mungkin sudah sampai di lautan. Ini adalah sebuah gambaran dari masa lalu kita bahwa sesuatau apapun yang telah di lewati itu tak akan pernah kembali lagi. Andaipun hal yang kemarin terjadi lagi pada hari ini itu bukanlah masa yang kembali tapi hanya peristiwa yang terulang bukanlah kembali. 
         Hidup kita adalah hari ini saat di mana kita masih bisa merasakan nikmat nikmat-NYA yang harus selalu kita syukuri. Misal kita punya rencana untuk esok ataupun masa yang akan datang, tapi apalah guna memikirkan hari esok yang belum kita temui sedangkan kita tidak pernah berfikir siapa yang memberi kita hidup sampai saat ini, manusia hanya bisa berencana sedangkan Alloh lah yang berkuasa, jika kita sudah bisa merasa bahwa hidup hanyalah hari ini dan hari esok hanyalah motifasi untuk hidup di hari ini pastinya semua manusia akan mencoba untuk menjadi yang lebih baik dari pada hari kemarin dan akan selalu mengingat serta bersyukur kepada siapa yang akan menjadikan hari esok. Seperti yang terdapat dalam sebuah hadist yang artinya :
 
      “Bekerjalah kamu seakan akan engkau akan hidup selama lamanya dan beribadahlah kamu seakan akan engkau akan mati besok”

            Jika kita fahami hadist di atas adalah sebuah motifasi dan juga sebuah peringatan bagi kita yang pada intinya adalah hidup di hari ini. pada kalimat pertama yang berbunyi  bekerjalah kamu seakan akan engkau akan hidup selama lamanya” itu menunjukan sebuah motifasi agar kita lebih semangat dalam melakukan kegiatan pada hari ini  karena dengan motifasi tersebut kita akan merasa bahwa hidup kita masihlah panjang, tapi jangan lalai karena hari esok hanyalah seakan akan atau sesuatu yang belum tentu kita temui. Kemudian di perjelas dengan kalimat  beribadahlah kamu seakan akan engkau akan mati besok” sudah jelas bahwa hidup kita yang nyata adalah hari ini, saat di mana kita masih bisa menghembuskan nafas dan saat dimana kita harus menjadi lebih baik karena kemaren dan esok adalah hari ini saat dimana kita harus mulai meluruskan niat kita hanya karenaNYA dan semata mata karena untuk mencari keridhoanNYA.

      "sesungguhnya manusia yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah golongan orang yang beruntung
dan manusia yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah golongan orang yang merugi
dan manusia yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin termasuk golongan orang yang celaka"

Senin, 02 Maret 2015

HATI HATI DENGAN RASA

HATI HATI DENGAN RASA


            Setiap manusia pasti mempunyai rasa, keinginan, hasrat, dan juga nafsu, tinggal bagaimana kita mengekang rasa rasa tersebut agar tidak berlebihan. Karena pada dasarnya manusia itu sama yaitu dalam keadaan fitroh. Andaikan hati kita selalu di isi dengan nuansa-nuansa keruhanian pasti akan menjadi lebih baik,setidaknya bisa mengurangi keinginan nafsu kita terhadap suatu hal yang negatif.   
            Berbagai macam rasa yang muncul dalam hati kita sebagian besar hanya mengikuti nafsu belaka.  Sadarkah bahwa yang menjadi dinding pembatas antara manusia dengan Tuhanya adalah nafsu kita sendiri, lebih lebih terhadap rasa tinggi hati atau sombong, penyakit hati yang seperti ini memang sudah menjadi kebanyakan. Padahal kita tau, sebagai manusia tidak ada yang dapat kita sombongkan dihadapan Alloh. 

“ Ilmupun akan sia sia  jika berada di atas kesombongan sesungguhnya ilmu itu akan rusak bagi orang yang merasa tinggi hati”
            
 Sebenarnya rasa yang menjadikan manusia untuk selalu bersifat sombong, ujub, iri, dan juga dengki adalah karena mereka tergoda oleh tipu daya syetan. Tanpa di sadari bahwa rasa itu muncul ketika kita mendapat sedikit kelebihan yang kita senangi dalam bentuk apapun  misalkan harta, pangkat, derajat ataupun kepercayaan padahal sesungguhnya Alloh sedang menguji kita. Maka janganlah bangga dengan semua itu karena dunia ini hanyalah sementara dan dari rasa itu bisa merusak segalanya. Andai saja engkau tau apa yang ada di balik rasa itu, pasti engkau akan berhati hati dengan rasa. 

“ Jika engkau benar benar merasa orang yang ikhlas janganlah engkau  menginginkan orang lain untuk menghormatimu”
            
 Takutlah hanya kepada Alloh dan berhati hatilah dengan rasa karena rasa itu muncul biasanya di sertai dengan nafsu, sesungguhnya nafsu iItu adalah singgasana syetan dan syetan itu pasti akan selalu mengajak kepada kebatilan. 

Sabda Rosulluloh :
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat biji biji kesombongan"

Konsep Ilmu Laku



Di era sekarang ini mungkin banyak yang kurang faham mengenai ilmu laku. Kata laku ini di ambil dari falsafah jawa, pada kalangan pondok pesantren ilmu laku ini diartikan terhadap adab ataupun ahlak terutama laku kita di lingkungan sekitar dan juga di kehidupan sehari hari. Sebenarnya mudah untuk melakukanya jika kita benar benar menggunakan hati (ikhlas) untuk mengerjakanya, tapi terkadang sama sekali  tak terlintas di benak kita karena menganggap ini suatu hal yang sepele.

Kajian ilmu laku ini mencakup tiga aspek yang sangat mendasar yang pertama adalah melihat dan tentunya melihat sesuatu yang baik. Berawal dari melihat sesuatu yang seharusnya kita lakukan namun enggan untuk mengerjakanya. Hal itu terjadi karena masih bertentangan dengan hati kita yang belum terbiasa tanggap dengan apa yang seharusnya  kita kerjakan. Sesungguhnya hati  kita itu sangatlah peka dan selalau tanggap dengan apa yang kita lihat, bahkan bukan tidak mungkin pula dengan sesuatu yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang asalkan hati kita benar benar bersih. Memang terkadang keinginan niat dalam hati untuk melakukan kebaikan sudah ada,tapi kita masih menunda nunda untuk mengerjakanya sehingga kita lalai terhadap apa yang sudah di niatkan dalam hati, walau sesungguhnya niat yang baik itu sudah terhitung pahala. Jika kita sadari sebenarnya bahwa yang menjadikan kita enggan untuk melakukanya adalah bisikan bisikan syetan yang tidak suka terhadap kebaikan yang akan kita lakukan. Sadarkah bahwa hati sedang melawan bisikan bisikan itu…?
         
Yang kedua adalah mendengar, dalam pada itu bahwa belajar dari mendengar itu sangatlah mudah dan insyaalloh tak akan menjadikan beban bagi kita. Alloh telah memberikan kesempurnaan indra dalam diri kita di antaranya ialah telinga, sehingga kita bisa mendengar suara apapun di sekitar kita, terutama untuk mendengar sesuatu yang bermanfaat seperti kajian kajian agama dan keruhanian tentunya. Sebenarnya jika kita mau mengamati antara melihat dan mendengar itu hubunganya sangatlah erat,karena dari melihat dan mendengarlah sehingga kita bisa melakukanya. Tapi terkadang kita hanya mendengar namun tidak di curahkan kedalam hati akhirnya kitapun lalai terhadap apa yang kita dengar, bahkan kebanyakan masuk telinga kanan dan langsung keluar ketelinga kiri.

        “Sesungguhnya yang mendengar itu lebih tajam ingatanya dari pada yang berbicara”

            Sebanarnya banyak wawasan keagamaan yang sering kita dengar khususnya kajian ilmu laku ataupun mengenai ahlak. Dalam hal  ini hati pulalah yang selalu berperan aktif untuk selalu mendorong dalam kebaikan dan melakukan kegiatan kegiatan positif. Tak bisa di pungkiri bahwa jika kita mendengar suatu pembicaraan dari orang yang mungkin kita anggap bukan orang ‘alim atau mungkin orang yang biasa biasa saja, terkadang hati kita masih bertentangan dengan apa yang di ucapkanya. Hal itu terjadi karena apa yang ia katakan belum seide atau sejalan dengan kita, bahkan terkadang bisa menjadi sebuah perdebatan karena saling mempertahankan argumenya lebih lebih jika sudah menggunakan nafsu maka hatipun akan tertutup. Sesungguhnya yang seperti  itu tidaklah  pernah di ajarkan dalam ilmu laku.
        Jika kita kaji lebih dalam, mungkin ucapanya belum bisa kita terima hanya karena kita melihat dan mendengar dari siapa yang menjadi lawan bicara, padahal yang ia katakana memang benar adanya. Andaikan saja kita bisa menggunakan hati kita dan bukan menggunakan  nafsu, sebenarnya  apa yang telah ia ucapkan bisa menjadi refrensi dan bertambahnya wawasan kita. Jika kita bandingkan sebagai perumpamaan andaikan yang berbicara itu adalah orang ‘alim atau sepadannya, walaupun terkadang apa yang ia ucapkan berbeda dengan pengetahuan kita, pasti yang menjadi lawan bicara pun tak akan berani menyangkal lebih lebih menyalahkan, padahal kita tau bahwa apa yang ia ucapkan memang belum pas. Hal itu terjadi karena melihat siapa yang sedang berbicara.         

        “Jangan menganggap buruk kepada orang yang pernah kamu anggap baik siapa tau dia sedang dalam kelalaian”      


        Sebenarnya kita tidaklah boleh membeda bedakan antara yang satu dengan yang lain, kedepankan khusnudzon mungkin ia sedang berada dalam kelalaian tak ada yang sempurna di antara kita, karena kesempurnaan itu hanya milik Alloh dan sesungguhnya yang tau antara benar dan salah itu hanyalah Alloh.
            Yang  ketiga adalah melakukan,pembahasan ini mencakup dari tiga aspek  tersebut dan mungkin ini yang paling sulit di antara ke tiganya. Berawal dari melihat kemudian mendengar namun apakah kita sudah siap untuk melakukan…? Jika kita fikir secara logis ilmu laku itu sangatlah mudah, tapi banyak yang mengatakan bahwa ini adalah ilmu yang paling sulit karena harus di awali dengan niat yang ikhlas. Pada hakikatnya semua manusia itu sama, yaitu mempunyai hati yang bersih dan suci karena itu sudah menjadi fitroh manusia yang di berikan Alloh terhadap hambanya. Andai saja manusia bisa selalau menjaga kefitrohanya tentu saja di dunia ini tidak akan ada rasa kebencian dan perselisihan di antara sesama. Untuk itu di dalam islam di ajarkan bagaimana caranya agar kita bisa merubah sikap dan ahlak ahlak yang kurang baik menuju kefitrohanya kembali.

            sesungguhnya Alloh selalu menerima tobat dan memberikan ampunan dari setiap hamba yang meminta kepadanya”

            Mengerjakan atau melakukan sesuatu yang baik dan meninggalkan yang buruk memang  tidaklah mudah karena hal ini berhubungan dengan kebiasaan. Jika suatu kebiasaan di tanamkan sejak masih dini insyaalloh nanti tatkala besar ia akan terbiasa. Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana kalau seseorang yang sudah dewasa tapi ia belum mempunyai kebiasaan  baik…? Untuk menjawab pertanyaan ini memang tidak mudah karena  merubah suatu kebiasaan itu  membutuhkan proses, terutama niat itu memang muncul dari diri kita sendiri bukan adanya keterpaksaan dari orang lain. Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini lingkungan dan pergaulan juga sangat berpengaruh karena terlalu banyak sisi negatifnya. Maka dari itu di dalam islam khususnya pondok pondok pesantren selalu mengajarkan bagaimana caranya agar bisa menjadi yang lebih baik. Dari situlah nantinya yang akan membentuk sifat dan karakter laku kita  terhadap sesama karena pergaulan dan lingkungan pendidikan yang sangat mendukung. Tapi itu juga bukan sebagai jaminan tergantung dari niat dan keikhlasan kita.   
            Untuk bisa melakukan atau mengerjakan yang berkaitan dengan laku tentunya, seseorang tidak boleh melihat dari besar kecilnya pahala, karena dari sesuatu yang  kecilpun bisa terlihat besar di hadapan Alloh. Sebagai contoh misalnya menyingkirkan ranting kayu di jalan yang sering di lewati oleh manusia, memang kelihatanya sangatlah mudah namun belum tentu setiap orang bisa atau mau untuk melakukanya,karena hal ini tergantung dari tanggap dan tidaknya kepekaan hati terhadap apa yang kita lihat. Ibarat kata di dalam ilmu ketasawufan tidaklah mengajarkan ilmu yang menjulang langit, tapi bagaimana caranya agar hati kita selalu hidup dan tawakal kepadanya.

            “Sesungguhnya berawal dari melakukan sesuatu yang kecil itu bisa menjadikan pahala yang besar di hadapan alloh asalkan kita ikhlas karenanya

           
                                                Wallohu a’lam bissawab…..